Filsafat Kebidanan
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar.
Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan
percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis,
mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat
untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam
sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.
Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.
Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi–fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan/dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya
Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.
Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi–fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan/dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya
Sehingga Filsafat kebidanan Adalah
merupakan pandangan hidup atau penuntun bagi bidan dalam memberikan pelayanan
kebidanan.
Falsafah
kebidanan tersebut adalah :
1.
Profesi
kebidanan secara nasional diakui dalam Undang-Undang maupun Peraturan Pemeritah
Indonesia yang merupakan salah satu tenaga pelayanan kesehatan profesional
secaa Internasional diakui oleh ICM, FIGO dan WHO.
2.
Tugas
dan tanggung jawab kewenangan profesi bidan yang telah diatur dalam beberapa
peraturan maupun keputusan Menteri Kesehatan ditujukan dalam rangka membantu
program pemerintah bidang kesehatan khususnya ikut dalam rangka menurunkan AKI,
AKP, KIA, Pelayanan Ibu Hamil, Melahirkan, Nifas yang aman dan KB.
3.
Bidan
berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan manusia dan perbedaan budaya. Setiap
individu berhak untuk menentukan nasib sendiri mendapat informasi yang cukup
untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatan.
4.
Bidan
meyakini bahwa menstruasi, kehamilan, persalinan dan menopaus adalah proses
fisiologi hanya sebagian kecil yang membutuhkan intervensi medik.
5.
Persalinan
adalah suatu proses yang alami peristiwa normal, namun apabila tidak dikelola
dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal.
6.
Setiap
individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka setiap wanita
usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapat pelayanan yang
berkualitas.
7.
Pengalaman
melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga yang membutuhkan
persiapan mulai anak menginjak masa remaja.
8.
Kesehatan
ibu periode reproduksi dipengaruhi oleh perilaku ibu, lingkungan dan pelayanan
kesehatan.
9.
Intervensi
kebidanan bersifat komprehenship mencakup upaya promotif, prepentif, kuratif
dan rehabilitatif ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat.
10. Manajemen kebidanan diselenggarakan atas dasar pemecahan
masalah dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan yang profesional
dan interaksi sosial.
11. Proses kependidikan kebidanan sebagai upaya
pengembangan kepribadian berlangsung sepanjang hidup manusia perlu di
kembangkan dan diupayakan untuk berbagai strata masyarakat.
2.2 Pelopor
Perkembangan Kebidanan
1. Hipokrates (Yunani : 460 – 370 SM) disebut
sebagai Bapak Pengobatan menaruh perhatian terhadap :
- Kebidanan/Keperawatan
dan pengobatan
- Wanita yang
bersalin dan nifas mendapatkan pertolongan dan pelayanan selayaknya.
2. Soranus (Turki : 98 – 138 SM) disebut Bapak
Kebidanan :
- Berpendapat
bahwa seorang ibu yang telah melahirkan tidak takut akan hantu atau setan dan
menjauhkan ketahyulan.
- Kemudian
diteruskan oleh Moscion bekas muridnya : meneruskan usaha dan menulis buku
pelajaran bagi bidan-bidan yang berjudul : KATEKISMUS bagi bidan-bidan Roma –
pengetahuan bidan semakin maju.
2.3 Perkembangan
Karir Bidan
A.
Perkembangan Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktik
profesi bidan dalam system pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan kaum perempuan khususnya ibu dan anak. Layanan kebidanan
yang tepat akan meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu dan bayinya.
Layanan kebidanan oleh bidan dapat dibedakan meliputi :
1. Layanan kebidanan primer yaitu layanan yang
diberikan sepenuhnya atas tanggung jawab bidan.
2. Layanan kolaborasi yaitu layanan yang dilakukan
oleh bidan sebagai anggota tim secara bersama-sama dengan profesi lain dalam
rangka pemberian pelayanan kesehatan.
3. Layanan kebidanan rujukan yaitu merupakan
pengalihan tanggung jawab layanan oleh bidan kepada system layanan yang lebih
tinggi atau yang lebih kompeten ataupun pengambil alihan tanggung jawab
layanan/ menerima rujukan dari penolong persalinan lainnya seperti rujukan
Pada
zaman pemerintahan Hindia Belanda, angka kematian ibu dan anak sangat tinggi.
Tenaga penolong persalinan adalah dukun. Pada tahun 1807 (Zaman Gubernur
Hendrik William Deandels) para dukun dilatih dalam pertololongan persalinan,
tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama karena tidak adanya pelatih
kebidanan. Adapun pelayanan kebidanan hanya diperuntukkan bagi orang-orang
Belanda yang ada di Indonesia. Tahun 1849 dibuka pendidikan Dokter Jawa di
Batavia (Di Rumah Sakit Militer Belanda sekarang RSPAD Gatot Subroto). Saat itu
ilmu kebidanan belum merupakan pelajaran, baru tahun 1889 oleh Straat, Obstetrikus
Austria dan Masland, Ilmu Kebidanan diberikan sukarela. Seiring dengan
dibukanya pendidikan dokter tersebut pada tahun 1851 dibuka pendidikan bidan
bagi wanita pribumi di Batavia oleh seorang dokter militer Belanda (dr. W
Bosch). Mulai saat itu pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun
dan bidan.
Pada
tahun 1952 mulai diaakan pelatihan bidan secara formal agar dapat meningkatkan
kualitas pertolongan persalinan. Perubahan pengetahuan dan keterampilan tentang
pelayanan kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh di masyarakat dilakukan
melaui kursus tambahan yang dikenal dengan istilah Kursus Tambahan Bidan pada
tahun 1953 di Yogyakarta yang akhirnya dilakukan pula di kota-kota besar lain
di Nusantara. Seiring dengan pelatihan tersebut didirikanlah Balai Kesehatan
Ibu dan Anak (BKIA).
Dari
BKIA inilah yang akhirnya menjadi suatu pelayanan terintegrasi kepada
masyarakat yang dinamakan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) pada tahun
1957.
Mulai
tahun 1990 pelayanan kebidanan diberikan secara merata dan dekat dengan
masyarakat. Kebijakan ini melalui instruksi Presiden secara lisan pada sidang
kabinet tahun 1992 tentang perlunya mendidik bidan untuk penempatan bidan di
desa.
Bidan
dalam melaksanakan peran fungsi dan tugasnya didasarkan pada kemampuan dan
kewenangan yang diberikan. Kewenangan tersebut diatur melalui peraturan Menteri
Kesehatan (Permenkes). Permenkes yang menyangkut wewenang bidan selalu
mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan
kebijakan pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar